Seperti apa Kafila? "Kata orang-orang, di Kafila banyak aliran ...?"
        "Kata orang-orang, di Kafila banyak aliran, ada PKS, HTI, wahabi, salafi, muhammadiyah, dsb. yang pasti anti maulid, betul tidak? Apakah Kafila juga qunut dan maulid?"
Sebuah pertanyaan menarik dari salah seorang pengunjung website Ma'had Kafila. Apa sebenarnya arah pendidikan yang dituju oleh lembaga ini? Sehingga orang tua yang akan menyekolahkan anaknya mengetahui secara jelas apa yang akan dipelajari dan akan menjadi seperti apa anaknya kelak. Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari pertanyaan di atas;
Pertama, langkah yang tepat ketika mendapat berita yang tidak jelas adalah klarifikasi langsung kepada fihak yang bersangkutan, Alquran membahasakannya dengan sebutan "tabayun". Hal ini sangat dianjurkan karena pembicaran yang dibangun di atas persangkaan tidak akan membawa kita pada sebuah kebenaran yang diharapkan.
Kedua, terkait organisasi atau kelompok basis Islam. Kafila tidak berafiliasi kepada organisasi massa tertentu. Keanekaragaman latar belakang keluarga guru dan santri adalah asset sekaligus sarana untuk belajar bermasyarakat sebelum terjun ke masyarakat sesungguhnya yang pasti lebih heterogen. Dari sini santri belajar menyikapi perbedaan yang kebanyakan bersifat variatif dan bukan kontradiktif, harapannya mereka akan menjadi garda depan dalam mewujudkan persatuan umat di atas aqidah ahlussunnah wal jamaah.
Dengan mengkilas balik generasi awal umat ini, akan kita dapati bahwa mereka bersatu padu di bawah satu nama; "Islam", pengelompokan yang ada seperti; Ashhab Badr (Veteran perang Badar), Muhajirin, Anshar serta nama-nama kabilah dilakukan untuk memudahkan koordinasi dan bukan sebagai asas fanatisme. Mereka tetap bangga menyematkan nama Islam dalam diri mereka sebagai sebuah identitas. Allah menyanjung sikap ini dengan firmanNya:
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang mengajak kepada Allah, beramal shaleh dan yang berkata: sesungguhnya aku termasuk orang Islam". (QS. Fushilat : 33).
Bukankah kita bisa melakukan hal yang sama? Indah kiranya kita menyaksikan kasih sayang di antara umat Islam di bawah naungan syahadat tauhid dan syahadat risalah.
Ketiga, cinta Rasulullah SAW. Rasulullah SAW adalah sosok yang harus dicintai lebih dari cinta kita kepada anak, orang tua dan seluruh manusia. Barometer kecintaan yang tulus bukanlah sekedar pernyataan cinta yang diulang-ulang namun mesti dibuktikan dengan langkah nyata agar tidak bertepuk sebelah tangan.
Kita pasti ingin tidak hanya mencintai tapi juga dicintai oleh manusia termulia, Rasulullah SAW, jika demikian maka sebuah harga mati bahwa kita mesti mengkaji sunah dan ajarannya, mengetahui apa yang disukai beliau dan apa yang dibenci, serta berusaha keras untuk dapat melaksanakannya dalam keseharian, karena tidak mustahil akibat kebodohan pribadi kita justru kita melakukan sesuatu yang membuat beliau murka tanpa disadari.
Dengan mengharap bimbingan Allah Kafila berkomitmen untuk mencintai Allah dan RasulNya SAW baik dalam tataran teori maupun praktek. Menghafal Alqur'an dan hadits serta berupaya menjadikannya karakter unggul dalam jiwa dan raga.
Keempat, fiqih adalah ruang yang sangat luas dalam Islam, tidak seperti ruang aqidah yang berkonsekwesi antara Islam dan kafir. Perbedaan di dalamnya merupakan kekayaan umat ini, tidak hanya pada masa kita saja, perbedaan fiqih sudah terjadi pada zaman shahabat ra bahkan ketika Rasulullah saw masih hidup. Mereka saling menghargai karena mereka tahu bahwa orang lain sampai pada pendapat itu sesuai dalil yang sampai padanya. Pembahasan qunut dan semisalnya pun tidak keluar dari kategori ini.
Kafila memusatkan kajian fiqih pada madzhab Imam Syafi'i RA, tepatnya pada kitab Matan Abi Syuja' (bisa dilihat dalam tabel kurikulum ), meski demikian tetap membuka diri untuk pendapat dari madzhab lainnya yang berlandaskan dalil. Imam syafi'i RA pula yang mengajari kita dengan perkataan beliau yang terkenal:
"Jika hadits itu shahih maka itu adalah madzhabku".
Hanya kepada Allah kami memohon kemudahan agar dituntun kepada kebenaran dalam mengemban amanah dakwah menuju kejayaan Islam dan kaum muslimin. (Sudarisman Ahmad/Riyadh)
Berita lainnya
                            Kafila Sukses Raih Medali Emas di WICE 2025 SEGi University Malaysia
2025-09-29 10:35:09
                            Kemenag Jakarta Dukung Tim Kafila di WICE 2025
2025-09-24 08:33:11
                            Santri MA Kafila Wakili Indonesia di WICE 2025 Malaysia
2025-09-24 05:19:15
                            Dua Santri Kafila akan Wakili Ciracas di Lomba Bahasa Inggris MGMP DKI Jakarta
2025-09-24 03:08:00
                            Santri Kafila Borong Piala Lomba Al Quran di Tiga Kecamatan
2025-09-11 03:55:33
                            Tunjukkan Sinarmu dan Raih Juara di ABATASA 12!
2025-09-10 00:45:28