Kafila Islamic School Jakarta menyelenggarakan kegiatan rihlah/outbound akhir semester I setelah selama satu bulan menjalani rangkaian ujian akhir semester. Kegiatan ini dilaksanakan dari hari Jum'at (9/1) siang sampai hari Sabtu (10/1) petang berlokasi di Kampung Cikoneng, Bogor dengan diikuti oleh seluruh santri beserta jajaran asatidzah (guru-guru).Kegiatan outbound kali ini berbeda dengan kegiatan outbound-outbound sebelumnya. Mengambil moment tragedi agresi Israel ke Gaza, dengan didukung oleh kondisi lokasi yang berada di alam pegunungan, acara outbound di-setting seolah-olah para santri sedang berada dalam suatu medan perjuangan sehingga para santri merasakan beratnya perjuangan di medan jihad, demikian penjelasan dari Ust. Ahmad Darul Islam selaku ketua panitia. Kegiatan outbound juga dimaksudkan sebagai wujud solidaritas kepada para mujahid di bumi jihad. Kegiatan outbound kali ini juga dilengkapi dengan kegiatan bakti sosial untuk masyarakat Kampung Cikoneng.Acara puncak dari rangkaian kegiatan outbound adalah wide game yang menempuh jarak sekitar 6 kilometer dengan medan pegunungan yang cukup berat. Ketahanan fisik dan mental para santri benar-benar diuji dalam acara ini. Rangkaian acara wide game dimulai pada pukul 01.30 dinihari. Sebelumnya, para santri tidur di barak dengan mengkondisikan diri dan semua barang/perlengkapan dalam keadaan siaga dan siap digunakan, sehingga sewaktu-waktu dibangunkan, para santri harus selalu siap. Sebelum memulai perjalanan, para santri yang dibagi dalam tujuh kelompok dengan masing-masing kelompok beranggota 7 santri, mengikuti shalat lail yang dipimpin oleh Ust. Ridwan Nursalam. Setelah shalat lail, para santri diberangkatkan kelompok-perkelompok dengan setiap kelompok hanya dibekali dengan mushaf Al Qur'an, alat tulis, air minum, lampu senter dan obor. Udara yang sangat dingin dan kabut tebal menjadi tantangan tersendiri bagi para santri selain tantangan medan pegunungan yang berat. Sepanjang perjalanan, hanya ada tiga pos yang telah menanti dengan tugas-tugasnya. Selain sebagai pembelajaran medan perjuangan, pembelajaran fiqh juga menjadi bagian dari tujuan wide game. Selama perjalanan wide game, para santri harus mendirikan shalat subuh di manapun mereka berada jika telah masuk waktunya. Fiqh mengusap sepatu, shalat mengenakan sepatu dan cara menentukan arah kiblat yang telah dipelajari dalam pelajaran fiqh, geografi dan fisika di ma'had diterapkan oleh para santri. Mereka juga menerapkan cara berwudlu dengan embun dan istijmar (bersuci dengan batu, tisu, dsb). "Dengan menerapkan ilmu yang telah mereka dapatkan, akan lebih mengena pada diri santri," jelas Ust. Sudarisman Ahmad, Direktur Kafila Islamic School. Kesetiakawanan, kepedulian dan kerja sama dalam tim menjadi pelajaran yang tak kalah penting bagi para santri, karena keberhasilan sebuah tim adalah berkat adanya kerja sama yang baik antar anggota tim, kata Ust. Nur Khamdi. Mereka dipaksa untuk menanggalkan sifat mementingkan diri sendiri, imbuhnya."Kami telah berusaha untuk menyusun acara outbound ini dengan beberapa sasaran. Dan alhamdulillah, atas pertolongan Allah dan diimbangi dengan kerja keras panitia, acara dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan," kata Ust. Dhani selaku penanggung jawab acara. Nasyid 'Merah Saga' sebagai soundtrack outbound yang dikumandangkan para santri mengiringi perjalanan kembali ke kampus yang membawa kenangan tersendiri di hati para santri. "Ini adalah outbound yang paling menantang bagi saya," tukas Zaid, santri kelas IX, duta Kab. Magelang yang diamini rekan-rekannya. Lain lagi kenangan yang terukir di hati Umar, santri kelas VII, duta Kab. Cirebon. "Paling takut saat kami harus mencari potongan ayat di kuburan, tapi saya harus percaya kepada Allah," ujarnya. Adam, santri kelas VIII, duta asal Kab. Gresik memberi komentar singkat, "Outbound yang paling melelahkan