“Ujian bukanlah pengukur kepandaian, namun untuk mengukur kepatuhan terhadap proses pembelajaran,” demikian yang sering diungkapkan oleh Ust. Arifudin Dzulzadani, Wakil Direktur Bid. Pendidikan dan Pengajaran dalam setiap kesempatan motivasi yang diberikan dalam persiapan Ujian Nasional. Proses pembelajaran yang telah ditempuh siswa Pesantren KAFILA sejak kelas I baik tingkat MTs maupun MA telah dievaluasi salah satunya melalui Ujian Nasional.

Sebelumnya, selain pembenahan proses KBM sejak siswa menempuh tahun pertama kegiatan mempersiapkan Ujian Nasional 2012 ini secara khusus dimulai pada saat FORPADI (Forum Pacu Studi) di Pulau Untung Jawa, kawasan Kepulauan Seribu pada bulan Januari silam. Desain kurikulum di Pesantren KAFILA yang menetapkan seluruh materi pelajaran selesai di semester awal tahun ketiga, memberikan waktu tiga bulan bagi siswa untuk persiapan khusus Ujian Nasionalo di semester kedua.

Terlalu kecil jika hanya menargetkan angka dalam ujian nasional ini, sehingga program Sukses Ujian Nasional 2012 ini sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya dijadikan momen oleh Bid. Pendidikan dan Pengajaran untuk meningkatkan berbagai aspek kecerdasan afektif (perilaku) siswa, ujar Ust. Dhani, sapaan akrab Ust. Arifudin Dzulzadani. Kejujuran, keberanian, kepemimpinan kerja keras, kebersamaan, saling memahami dan kedisplinan menjadi target yang harus dijiwai oleh setiap siswa selama menjalani karantina.

Setiap pagi, pada pukul 03.30 siswa dibangunkan dan kemudian bertanggung jawab membangunkan siswa lain untuk mendirikan shalat tahajjud dan belajar bersama hingga menjelang shalat shubuh. Kegiatan tahfidz dilaksanakan mulai ba’da shubuh hingga pukul 06.15. Kegiatan pemantapan ujian nasional dilaksanakan pada pukul 07.30 hingga 12.00. Meskpun kadang kala rasa lelah, bosan dan malas menghampiri, namun tim UN yang diketuai oleh Ust. Rudi Dwi Pramono selalu siap memompa semangat juang para siswa.

Hasil Ujian Nasional tingkat MA yang baru pertama kali diikuti oleh Pesantren KAFILA telah diumumkan tanggal 26 Mei 2012 dengan kelulusan 100% dan rata-rata pada grade “B”. Meskipun demikian, Ust. Dhani mengakui dari hasil UN ini dapat menunjukkan ada beberapa hal dalam proses pembelajaran yang harus dibenahi dan ditingkatkan agar dapat memberikan hasil yang lebih baik sebagaiman hasil pada tingkat MTs di tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, untuk hasil UN tingkat MTs baru diumumkan sepekan kemudian seperti dalam pelaksanaan UN-nya. Pada haru Sabtu, 2 Juni para siswa mendapatkan hasil yang disampaikan oleh Ust. Dhani. Ada peningkatan maupun penurunan yang didapat pada UN tahun ini dibandingkan UN tahun sebelumnya. Meskipun pada tahun ini tidak ada siswa yang mendapat nilai 10 sebagaimana tahun sebelumnya namun rata-rata kelas meningkat menjadi 35.58 serta perolehan nilai tertinggi total UN Murni menjadi 39.10 yang diraih oleh Shalahuddin Santoaji, siswa asal Pati Jawa Tengah. Nilai tersebut merupakan yang tertinggi se-rayon.

Apapun hasilnya, harus kita syukuri dan terima karena itu merupakan bagian dari takdir Allah dan jawaban atas segala yang telah kita lakukan, pesan Ust. Dhani menutup acara pengumuman hasil Ujian Nasional.

Disinggung tentang proses Ujian Nasional, Ust. Dhani yang juga aktivis dalam sebuah organisasi profesi guru ini tetap berpendirian bahwa UN bukanlah alat ukur yang tepat terhadap kecerdasan siswa didik meskipun diakuinya masih dapat memberikan gambaran secara garis besar kondisi pembelajaran sebuah sekolah. Namun yang terjadi selama ini proses ujian nasional telah mereduksi kesempatan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dengan cara sekolah memberikan oenekanan pada latihan-latihan menjawab soal. Peran bimbingan belajar yang sedemikian besar pun menunjukkan bahwa kepercayaan orang tua terhadap sekolah yang tidak utuh. Pesantren KAFILA tidak mendewakan Ujian Nasional dengan menjadikan standar kelanjutan studi siswa, namun karena UN merupakan program pemerintah, KAFILA tetap bekerja secara professional untuk hasil terbaik secara bermartabat, tegasnya.