Budaya yang Terlupa, Catatan dari Rumah Sejarah
        HARI ini, begitu maraknya teknologi di kalangan remaja dan pelajar. Tapi ternyata, tidak semua teknologi membuahkan kepositifan bagi kalangan remaja maupun pelajar itu sendiri. Memang di balik perkembangan teknologi itu sendiri manfaatnya begitu banyak. Bahkan kalau dipikir, perkembangan teknologi itu sangat dibuthkan oleh manusia.
Indonesia adalah negara yang bisa dikatakan sangatlah kaya. Dari kekayaan alam, kebudayaan, hingga keilmuwan yang begitu tinggi dimilki oleh bangsa ini. Tapi siapa sangka, hari ini lebih banyak pengunjung mall dibanding pengunjung museum. Siapa sangka lebih banyak pengunjung taman rekreasi yang sifatnya hanya untuk kesenangan dibanding pengunjung perpustakaan baik lokal maupun nasional.
Beberapa waktu lalu penulis dan beberapa orang teman berkunjung ke Museum Nasional yang berada di Jakarta Pusat. Memang terbukti, pada hari itu hanya ada sekitar 10-15 pengunjung. Itupun mayoritasnya justru turis. Kami sempat kagum ketika beberapa barang terlihat tidak pada tempatnya dan tergantikan oleh tulisan, “Barang ini sedang dipamerkan di negara ini…”
Tapi yang membuat penulis dan kawan-kawan tetap terheran-heran adalah, kenapa orang lain lebih menikmati budaya kita dibanding kita sendiri yang seharusnya lebih berhak? Masih pantaskah kita memprotes kelompok yang mengklaim budaya kita sebagai budaya mereka sedangkan kita sendiri tidak mempunyai perhatian yang lebih terhadap budaya kita?
Seharusnya pemerintah dan masyarakat selalu bersinergi untuk melindungi Indonesia yang kaya akan budaya ini. Program-program yang mendukung hal itu semua memang tak salah kalau harus sering diadakan. Bukankah Indonesia butuh orang-orang yang cinta akan budayanya sendiri? Bukankah Indonesia butuh orang-orang yang bangga akan budaya sendiri? Bukankah Indonesia butuh orang-orang yang merasa hebat dengan budaya sendiri? Kalau bukan kita, siapa lagi?
Diadaptasi dari tulisan :
Reno Abdurrahman, siswa kelas IV (X Aliyah) sebagaimana dimuat dalam MajalahDinding.com
http://majalahdinding.com/2010/12/budaya-yang-terlupa/
Berita lainnya
                            Kafila Sukses Raih Medali Emas di WICE 2025 SEGi University Malaysia
2025-09-29 10:35:09
                            Kemenag Jakarta Dukung Tim Kafila di WICE 2025
2025-09-24 08:33:11
                            Santri MA Kafila Wakili Indonesia di WICE 2025 Malaysia
2025-09-24 05:19:15
                            Dua Santri Kafila akan Wakili Ciracas di Lomba Bahasa Inggris MGMP DKI Jakarta
2025-09-24 03:08:00
                            Santri Kafila Borong Piala Lomba Al Quran di Tiga Kecamatan
2025-09-11 03:55:33
                            Tunjukkan Sinarmu dan Raih Juara di ABATASA 12!
2025-09-10 00:45:28