Bulan Ramadlan sebentar lagi tiba. Setiap pribadi muslim tentunya memerlukan persiapan yang matang dalam menyambut dan melayani bulan yang agung ini. Jangan sampai melewatkan kedatangan tamu istimewa tahun ini dengan sia-sia karena kurangnya persiapan. Untuk itu Pesantren Kafila Islamic School Jakarta bekerja sama dengan Kelompok Pengajian Sabtu Pagi dan Radio Rodja Bogor menyelenggarakan kegiatan tarhib Ramadhan 1429 H bersama Ust. Abu Qotada. Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Sabtu (23/8) kemarin jam 09.00 WIB ini dihadiri sekitar lima ratus orang baik ikhwan maupun akhwat yang memenuhi Masjid dan Aula Gedung B Kafila Islamic School di Jl. Raya Bogor Km 22 No. 9 Ciracas Jakarta Timur. Dalam ceramahnya, Ust. Abu Qotada pertama-tama menyampaikan materi tentang penentuan awal bulan dalam kalender Hijriyah. Khilafiyah yang terjadi di kalangan umat Islam selama ini dibahas dengan lugas dalam sesi ini. Selanjutnya beliau mengupas amalan-amalan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW selama bulan Ramadlan dan beberapa amalan-amalan yang bertentangan dengan sunnah namun cukup banyak dilakukan oleh masyarakat. Beliau juga berpesan agar setiap muslim berhati-hati terhadap masalah ini agar tidak terjebak ke dalam perbuatan yang dapat menyia-nyiakan ibadah puasa. Setelah membahas hal tersebut, Ust. Abu Qutada menjelaskan hal-hal yang dapat membatalkan dan merusak pahala puasa. Beliau menutup ceramahnya dengan menjawab berbagai pertanyaan dari para hadirin yang sangat antusias dalam mendengarkan pemaparannya. Sepintas materi yang diampaikan sudah tidak asing, namun ternyata masih banyak masyarakat yang belum memahaminya. Acara yang berlangsung selama dua jam ini disiarkan secara langsung oleh Radio Rodja , sehingga bagi yang tidak dapat hadir di Kafila tetap dapat mengikuti ceramah Ust. Abu Qotada. Selain itu, materi ceramah beliau juga dapat di download secara gratis di website Kafila.Ust Sudarisman Ahmad Lc., Direktur Kafila Islamic School Jakarta mengharapkan dengan adanya acara tarhib Ramadhan ini para hadirin memiliki bekal yang cukup dalam menyambut bulan Ramadhan sehingga tidak terjebak dalam satu ritual dan rutinitas belaka. "Kami juga mencoba menghadirkan satu nuansa tholabul 'ilmi yang berbeda dan ilmiah bagi masyarakat," tambahnya.